MANAJEMEN WAKTU

  Menyadari Urgensi Waktu dan Kebutuhan untuk Mengelolanya

Di antara  ciri-ciri pribadi muslim yang diharapkan adalah pribadi yang mampu menghargai waktu; menggunakan seluruh waktunya untuk segala sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Rasanya tidaklah layak jika ada seorang muslim yang menunggu dimotivasi oleh orang lain untuk mengelola waktu.  Dalam Islam, salah satu indikasi keimanan dan ketaqwaan terhadap Sang Khaliq adalah pemahaman dan pelaksanaan dalam mengelola waktu dengan baik.   Ini tercantum dalam firman Alloh SWT Q.S. Yunus: 6, yang berbunyi:

   
اِنَّ فِى اخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَّقُوْنَ

   Artinya : “Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dari pada yang diciptakan Alloh di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertaqwa”

 Dalam Q.S,Al-Ashr: 1-2, Alloh SWT berfirman:

 "Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi”

 Dalam HR.Turmudzi yang artinya : “Dua telapak kaki hamba tidak akan bergeser dari tempatnya pada hari kiamat nanti, sehingga ditanya tentang 4 hal: tentang umurnya, dalam hal apa ia habiskan? Tentang masa mudanya, dalam hal apa ia binasakan? Tentang hartanya, darimana diperoleh dan dalam hal apa diinfakkan? Serta tentang ilmunya, apa yang dia lakukan dengannya?

 Dalam H.R.Al Hakim, Rasululloh saw bersabda, yang artinya: “Gunakan lima hal sebelum datangnya lima hal: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa kayamu sebelum fakirmu, masa luangmu sebelum sibukmu, dan masa hidupmu sebelum matimu”

 Setiap detik dan hela nafas kita begitu berharga dalam hidup ini. Waktu tiada pernah berulang. Dia bagai sebila pedang, yang setiap saat bisa menghunus ke dalam diri kita jika kita tidak mampu menggunakannya dengan baik sebagimana mestinya.  Tak akan ada kesempatan kedua dalam hidup ini.   Sekali terlampau, dia tak akan kembali lagi.

 Menyusun Skala Prioritas

1. Tulislah hal-hal yang hendak Anda lakukan esok hari (rencana kerja dan jadwalnya)

2. Tentukan tingkat urgensinya

3. Tentukan  hal-hal yang dapat Anda delegasikan pada orang lain

4. Mulailah melakukan prioritas; yakni hal-hal yang terpenting yang dapat mewujudkan target Anda, dan yang paling dekat pada batas waktu akhir, sehingga waktu Anda mengalir pada hal-hal yang paling penting terlebih dahulu

5. Letakkan tanda-tanda (√) pada hal-hal yang telah selesai dikerjakan

6. Pindahkan hal-hal yang belum dapat dituntaskan pada rencana kerja hari berikutnya, dan begitu seterusnya.

 Memanfaatkan Waktu Istirahat

Semakin banyak tugas dan beban yang kita pikul, maka kita semakin membutuhkan banyak waktu untuk istirahat dan ini harus dimanfaatkan secara optimal.

Kehidupan dengan segenap hiruk pikuknya, berbagai ambisi yang tidak pernah berhenti,dan angan-angan yangn membuat manusia berlari mengejarnya terkadang menjadi faktor kesengsaraan dan kegundahan manusia.

Jiwa manusia bosan pada kesungguhan yang tiada pernah berhenti dan tiada putus-putusnya dan hati manusia mengalami kejenuhan. Kata Imam Ali r.a. “Hiburlah hati sesekali waktu, sebab bila hati dipaksa akan menjadi buta”. Ini yang dalam bahasa kita sering disebut dengan refreshing.  Banyak sekali bentuk refreshing yang bisa kita lakukan; membaca Al-Qur’an, mengikuti pengajian, menikmati kebesaran Alloh dengan melihat alam, menonton televisi, membaca Koran, mengerjakan hobi, dan sebagainya.  Akan tetapi perlu diingat bahwa apapun yang kita lakukan tetap harus diseimbangkan dengan yang lain, sehingga tak satupun yang lain menjadi terlantar.

Ada sebuah kata bijak dari seorang salaf, “Saya tidak mengetahui sikap berlebihan, melainkan di sampingnya ada hak yang ditelantarkan”.  Lalu dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari  Muslim dari Aisyah r.a. disebutkan bahwa Nabi saw bersabda “laksanakanlah amal-amal yang kalian mampui. Sebab sesungguhnya Alloh tidak bosan (memberi pahala kepadanya), sehingga kamu bosan melakukan amalanmu. Sesungguhnya amal yang lebih dicintai Alloh adalah yang dilakukan terus-menerus meskipun sedikit”.

Dalam hadits lain dikatakan bahwa ketika Rasululloh saw memberi nasehat kepada seorang sahabat yang berlebihan dalam membaca Al-Qur’an, sholat malam, dan puasa (agar bersikap sederhana dan seimbang), Beliau bersabda,”Sesungguhnya fisikmu mempunyai hak atas dirimu, keluargamu mempunyai hak atas dirimu, dan para  tamumu mempunyai hak atas dirimu”.

No comments:

Post a Comment

PUISI JERITAN RAKYAT KECIL

 JERITAN RAKYAT KECIL  Rakyat jelata di padang tandus Hidup susah tak terendus Beban derita tak pernah putus Harapanpun lenyap lampus Rakyat...